Linggawarman raja Tarumanegara ke XI adalah tokoh kunci dalam fase penutup kejayaan Kerajaan Tarumanegara, salah satu kerajaan Hindu tertua dan paling berpengaruh di Nusantara.
Ia bukan sekadar raja terakhir dari dinasti Warman, tetapi juga penghubung antara dua era besar: era kejayaan Tarumanegara dan lahirnya Kerajaan Sunda yang kelak memainkan peran penting dalam sejarah Tatar Pasundan.
Artikel ini membahas secara lengkap tentang siapa sebenarnya Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabhumi, bagaimana pemerintahannya berlangsung, bagaimana masa akhir Linggawarman di Tarumanegara, serta siapa penerus Kerajaan Tarumanegara setelah raja Linggawarman.
Linggawarman raja tarumanegara ke XI
Pengantar: Tarumanegara dan Dinasti Warman
Kerajaan Tarumanegara berdiri sekitar abad ke-4 M dan dikenal sebagai salah satu kerajaan Hindu tertua di Nusantara. Kerajaan ini berdiri di wilayah yang kini disebut Jawa Barat, dengan pengaruh yang besar dalam bidang budaya, pemerintahan, dan agama.
Tarumanegara diperintah oleh dinasti Warman, yang dimulai dari Raja Jayasingawarman dan dilanjutkan oleh raja-raja keturunan yang membawa kerajaan ini mencapai masa keemasan.
Linggawarman adalah raja terakhir dari dinasti ini, menutup masa kejayaan Tarumanegara yang berlangsung selama hampir tiga abad.
Definisi: Siapa Linggawarman Raja Tarumanegara ke XI?
Linggawarman adalah raja ke-11 dari Kerajaan Tarumanegara, dan dianggap sebagai raja terakhir yang memegang kekuasaan penuh atas kerajaan tersebut.
Ia adalah anggota dari Dinasti Warman dan dikenal dengan nama lengkap Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabhumi, sebuah gelar yang mencerminkan ketinggian spiritual dan posisi sebagai pelindung wilayah suci (Tirthabhumi).
Latar Belakang Pemerintahan Linggawarman
Tidak banyak sumber yang secara langsung mencatat kehidupan dan kebijakan Linggawarman. Namun, berdasarkan naskah-naskah kuno dan studi modern, diketahui bahwa masa pemerintahannya ditandai oleh beberapa hal penting:
1. Peralihan Budaya dan Politik
Masa Linggawarman menunjukkan adanya perubahan besar dalam struktur kekuasaan dan budaya. Meskipun kerajaan ini masih menganut Hinduisme, pengaruh lokal semakin terasa kuat dalam sistem pemerintahan dan struktur sosial.
2. Ketiadaan Putra Mahkota
Fakta penting lainnya adalah bahwa Linggawarman tidak memiliki putra laki-laki sebagai pewaris tahta. Ia hanya memiliki dua orang putri, yakni Sundari dan Manasih. Hal ini menjadi titik penting yang menentukan arah sejarah kerajaan.
3. Aliansi Perkawinan yang Strategis
Putrinya, Manasih, menikah dengan Tarusbawa, seorang bangsawan dari kerajaan kecil Sunda Sambawa. Perkawinan ini membuka jalan bagi integrasi kekuasaan dan menjadi jawaban dari pertanyaan “Siapa penerus Kerajaan Tarumanegara setelah raja Linggawarman?”
Bagaimana Masa Akhir Linggawarman di Tarumanegara?
Masa akhir pemerintahan Linggawarman diwarnai dengan transisi kekuasaan yang relatif damai. Tidak terdapat catatan adanya perebutan tahta, invasi, atau konflik besar yang menyebabkan kejatuhan Tarumanegara.
Sebaliknya, kerajaan ini bertransformasi secara struktural, dari kerajaan besar menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang lebih terfokus secara lokal, seperti Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh.
Proses ini dikenal dalam historiografi sebagai bentuk disintegrasi yang konstruktif, di mana kekuasaan dialihkan dengan tetap membawa nilai dan warisan budaya dari kerajaan sebelumnya.
Pewarisan dan Lahirnya Kerajaan Sunda

Setelah wafatnya Linggawarman, kekuasaan berpindah kepada menantunya, Tarusbawa, yang kemudian mendirikan Kerajaan Sunda sekitar tahun 670 M. Ia memindahkan pusat pemerintahan ke wilayah barat (daerah yang kini dikenal sebagai Bogor).
Tarusbawa tidak hanya mewarisi wilayah kekuasaan, tetapi juga nilai-nilai politik, sistem pemerintahan, dan struktur sosial dari Tarumanegara. Inilah yang menyebabkan Kerajaan Sunda dianggap sebagai penerus langsung Tarumanegara, baik secara kultural maupun administratif.
Fungsi dan Peran Raja seperti Linggawarman
Sebagai raja dalam sistem monarki Hindu, Linggawarman menjalankan berbagai fungsi, antara lain:
- Sebagai Dharmaraja, pelindung hukum dan nilai moral.
- Pemimpin militer dan politik tertinggi.
- Pelindung agama Hindu dan tradisi spiritual.
- Pusat kesatuan kerajaan, baik dalam simbol maupun kekuasaan nyata.
Karakteristik Pemerintahan Linggawarman
Meskipun minim catatan tertulis, beberapa karakteristik penting dapat disimpulkan:
- Stabilitas politik terjaga meski berada di ujung pemerintahan dinasti.
- Aliansi strategis melalui perkawinan menjadi solusi pewarisan tahta.
- Pengaruh budaya India tetap kuat, namun adaptasi dengan nilai lokal semakin tampak.
Fakta Menarik dan Terbaru Tentang Linggawarman
- Nama lengkapnya, Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabhumi, hanya tercatat dalam naskah tertentu dan belum banyak dikenal masyarakat luas.
- Ia adalah salah satu raja Nusantara yang berhasil melakukan transisi kekuasaan damai, sebuah hal yang langka dalam sejarah kerajaan klasik.
- Perannya dalam sejarah Sunda sangat penting, meskipun seringkali terlupakan dalam pembelajaran sejarah umum.
FAQs (Pertanyaan Umum)
1. Apa nama lengkap Linggawarman?
Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabhumi
2. Siapa yang menggantikan Linggawarman setelah ia wafat?
Menantunya, Tarusbawa, yang mendirikan Kerajaan Sunda.
3. Bagaimana masa akhir Linggawarman di Tarumanegara?
Ditandai dengan transisi damai kekuasaan ke Tarusbawa, tanpa konflik besar atau invasi luar.
4. Siapa penerus Kerajaan Tarumanegara setelah raja Linggawarman?
Tarusbawa, suami dari putri Linggawarman, yaitu Manasih.
Kesimpulan
Linggawarman raja Tarumanegara ke XI bukan hanya raja terakhir dari kerajaan besar Tarumanegara, tetapi juga menjadi tokoh sentral dalam perubahan besar sejarah Nusantara.
Masa pemerintahannya menjadi akhir dari dinasti Warman dan sekaligus awal mula munculnya kerajaan-kerajaan baru yang lebih lokal namun tetap kuat secara politik dan budaya.
Melalui Sri Maharaja Linggawarman Atmahariwangsa Panunggalan Tirthabhumi, kita melihat bagaimana sejarah bisa berjalan tanpa kekerasan, dan bagaimana alih kekuasaan melalui strategi dan diplomasi dapat membuka jalan bagi lahirnya peradaban baru.
Peristiwa ini menjadi bukti bahwa dalam sejarah Indonesia kuno, kekuasaan tidak selalu ditentukan oleh perang, tetapi juga oleh kebijakan bijak dan warisan keluarga yang strategis.
Linggawarman, dalam senyapnya sejarah, adalah penjaga terakhir kejayaan Tarumanegara dan pengantar kelahiran Kerajaan Sunda.
Anda mungkin menyukai ini: Nagajayawarman Raja Tarumanegara ke X
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!