Kerajaan Segati adalah sebuah kerajaan kuno yang terletak di wilayah Riau, Indonesia. Dikenal dengan sejarah yang kaya dan beragam pengaruh kebudayaan, kerajaan ini memiliki peran penting dalam perkembangan kawasan tersebut.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam mengenai sejarah berdirinya Segati, siapa pendirinya, agama yang dianut oleh masyarakat kerajaan, dan bagaimana ekonomi serta perubahan yang terjadi setelah kejatuhan kerajaan ini.
Tidak ketinggalan, kita akan membahas lokasi kerajaan ini, yang sering menjadi pertanyaan banyak orang: Dimana letak Kerajaan Segati?
Kerajaan Segati
Definisi dan Sejarah Kerajaan Segati
Apa Itu Kerajaan Segati?
Segati adalah kerajaan yang didirikan oleh Tuk Jayo Sati, seorang tokoh yang dikenal sebagai cucu dari Maharajo Olang, seorang pemimpin dari Kuantan.
Kerajaan ini terletak di kawasan hulu Sungai Segati, yang kini berada di Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau. Letaknya yang strategis di tepi Sungai Kampar memungkinkan Segati untuk berkembang menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan penting pada masa kejayaannya.
Asal Usul Nama Segati
Nama Segati berasal dari wilayah di sekitar sungai yang memiliki banyak sumber daya alam. Nama ini digunakan untuk merujuk pada kerajaan serta area di sekitar sungai yang kaya akan hasil bumi.
Seiring berjalannya waktu, wilayah ini kemudian dikenal dengan nama Pangkalan Kubuh, terutama setelah datangnya suku Melayu dan perubahan dalam struktur sosial serta politik.
Dimana Letak Kerajaan Segati?
Kerajaan Segati terletak di hulu Sungai Segati, 15 km dari Negeri Langgam yang kini berada di tepi Sungai Kampar. Letaknya yang berada di dekat jalur perdagangan utama dan sumber daya alam yang melimpah menjadikannya tempat yang sangat strategis.
Sungai Kampar yang mengalir melalui daerah ini memudahkan masyarakat Segati dalam berdagang dan berinteraksi dengan kerajaan-kerajaan lain, yang tentunya meningkatkan perekonomian serta pengaruh Segati di masa itu.
Siapa Pendiri Kerajaan Segati?

Pendiri Segati adalah Tuk Jayo Sati, seorang tokoh yang merupakan cucu dari Maharajo Olang dari Kuantan. Tuk Jayo Sati mendirikan kerajaan ini dengan tujuan untuk memperluas wilayah kekuasaannya dan menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat setempat.
Sebagai cucu dari tokoh terkemuka di Kuantan, Tuk Jayo Sati memanfaatkan warisan tersebut untuk membangun kerajaan yang kokoh dan berpengaruh.
Keputusan Tuk Jayo Sati untuk memilih hulu Sungai Segati sebagai lokasi kerajaan adalah langkah cerdas. Selain memberikan akses mudah ke Sungai Kampar untuk perdagangan, wilayah ini juga kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dengan kepemimpinan yang bijaksana, Segati berkembang menjadi sebuah pusat ekonomi, budaya, dan pemerintahan yang penting di kawasan Riau.
Agama Masyarakat Segati: Hindu dan Buddha
Pada masa kejayaannya, masyarakat Segati menganut agama Hindu dan Buddha. Agama-agama ini memberikan pengaruh yang besar terhadap kebudayaan dan struktur sosial masyarakat kerajaan.
Peninggalan budaya Hindu dan Buddha terlihat jelas dalam bentuk arsitektur, prasasti, dan ritual yang dilakukan oleh masyarakat.
Pengaruh Hindu dan Buddha
Agama Hindu dan Buddha memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan spiritual, sosial dan budaya masyarakat Segati.
Hal ini tercermin dari banyaknya candi-candi, prasasti, serta patung-patung yang ditemukan di sekitar wilayah kerajaan.
Praktik-praktik keagamaan seperti upacara adat dan festival keagamaan juga menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Segati.
Pengaruh budaya Hindu dan Buddha juga terlihat dalam seni dan sastra. Seni ukir dan patung yang ditemukan di daerah sekitar kerajaan ini menunjukkan ciri khas seni Hindu-Buddha, yang berfokus pada gambaran dewa-dewi serta pengaruh ajaran moral dan etika yang ada dalam kedua agama tersebut.
Ekonomi Kerajaan Segati
Ekonomi Segati pada masa lalu sangat bergantung pada sektor pertanian dan perdagangan. Berkat lokasinya yang strategis di sepanjang Sungai Kampar, kerajaan ini memiliki akses yang mudah untuk berdagang dengan kerajaan-kerajaan lain di Asia Tenggara.
Sektor Pertanian
Masyarakat Kerajaan Segati sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Mereka mengusahakan tanaman pangan seperti padi, jagung, dan hasil bumi lainnya. Selain itu, tanaman rempah-rempah juga banyak dibudidayakan di wilayah kerajaan ini.
Semua hasil pertanian ini tidak hanya untuk konsumsi sendiri, tetapi juga untuk diperdagangkan ke daerah lain, menjadikan ekonomi kerajaan ini relatif makmur.
Sektor Perdagangan
Perdagangan merupakan bagian penting dalam kehidupan ekonomi Segati. Letaknya yang berada di dekat jalur perdagangan membuat kerajaan ini menjadi pusat distribusi barang.
Masyarakat Segati berdagang dengan kerajaan-kerajaan tetangga, yang memperkenalkan berbagai barang seperti kain, rempah-rempah, dan barang-barang langka lainnya.
Perubahan Nama dan Warisan Kerajaan Segati
Setelah runtuhnya Segati, wilayah ini mengalami perubahan nama. Wilayah Segati kemudian berubah nama menjadi Pangkalan Kubuh.
Perubahan ini terjadi bersamaan dengan kedatangan nenek moyang suku Melayu yang mulai menetap di daerah tersebut. Nama Pangkalan Kubuh diberikan kepada Dusun Satu (Segati Dalam/Segati Subur), dan hingga kini wilayah ini masih dikenal dengan nama tersebut.
Segati Sekarang
Meskipun Segati sudah lama tidak ada, jejak sejarahnya masih bisa ditemukan hingga sekarang. Segati kini menjadi salah satu desa di Kecamatan Langgam,
Kabupaten Pelalawan, Riau. Masyarakat desa ini masih mempertahankan beberapa tradisi dan kebudayaan yang berasal dari masa kejayaan kerajaan tersebut.
Kesimpulan
Kerajaan Segati adalah kerajaan yang memiliki peran penting dalam sejarah Riau dan Indonesia. Berdiri di tepi Sungai Kampar, kerajaan ini didirikan oleh Tuk Jayo Sati, seorang cucu dari Maharajo Olang dari Kuantan.
Masyarakatnya menganut agama Hindu dan Buddha, yang mempengaruhi banyak aspek kehidupan mereka. Dengan mengandalkan sektor pertanian dan perdagangan, Segati berhasil menjadi pusat ekonomi yang berkembang pesat.
Setelah kejatuhannya, wilayah Segati berubah nama menjadi Pangkalan Kubuh, dan kini menjadi bagian dari Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan.
Dimana letak Segati kini telah terjawab, dan jejak sejarah kerajaan ini tetap ada di desa Segati, yang masih mengingat warisan budaya dan kebudayaan masa lalu.
Dengan memperkenalkan siapa pendiri Kerajaan Segati, kita dapat lebih memahami bagaimana kerajaan ini berkembang dan mengapa tetap penting dalam sejarah Indonesia.
Anda mungkin menyukai ini: Kerajaan Pagaruyung
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!