Di balik berdirinya kerajaan-kerajaan besar di Nusantara, terdapat sosok-sosok raja yang membentuk fondasi awal peradaban, salah satunya adalah Dharmayawarman Maharaja Tarumanegara II.
Sebagai penerus langsung dari pendiri Tarumanegara, Jayasingawarman, perannya tidak hanya sebagai pemimpin politik, tetapi juga sebagai figur spiritual yang memperkuat pondasi tata pemerintahan bercorak Hindu di Jawa Barat pada abad ke-4 Masehi.
Artikel ini menyajikan penelusuran mendalam mengenai Dharmayawarman Maharaja Tarumanegara II, mulai dari silsilah, latar belakang kekuasaan, sistem pemerintahan, hingga warisan budaya yang ditinggalkan.
Disusun berdasarkan berbagai sumber sejarah yang valid dan dapat ditelusuri, artikel ini memberikan perspektif lengkap tentang pengaruh raja kedua Tarumanegara dalam sejarah awal Indonesia.
Dharmayawarman Maharaja Tarumanegara II
Definisi dan Identitas Sejarah
Dharmayawarman merupakan penguasa kedua dari Kerajaan Tarumanegara yang berkuasa sekitar tahun 382–395 Masehi.
Ia adalah putra dari Jayasingawarman, pendiri kerajaan tersebut, yang sebelumnya merupakan seorang brahmana dari India Selatan (asal Kerala) dan menetap di wilayah Salakanagara, lalu mendirikan Tarumanegara di daerah yang sekarang dikenal sebagai Bekasi, Jawa Barat.
Nama Dharmayawarman sendiri mengandung unsur filosofis dari ajaran Hindu, yaitu Dharma (kebenaran atau hukum kosmis) dan Warman (pelindung atau ksatria), mencerminkan karakteristiknya sebagai raja yang melindungi kebenaran dan tatanan sosial.
Sejarah Pemerintahan
Tahun Berapa Dharmayawarman Berkuasa?
Berdasarkan catatan silsilah dan sumber terpercaya, Dharmayawarman Maharaja Tarumanegara II mulai memerintah sekitar tahun 382 Masehi dan mengakhiri masa kekuasaannya pada tahun 395 Masehi.
Masa kekuasaannya tidak panjang, tetapi cukup penting dalam mengukuhkan stabilitas politik dan sistem pemerintahan Hindu di wilayah Jawa bagian barat.
Pada masa itu, Tarumanegara masih berada dalam tahap awal ekspansi dan konsolidasi. Wilayah kekuasaannya meliputi daerah sepanjang Sungai Citarum dan sebagian dari pesisir utara Jawa Barat, dengan pusat administrasi yang diperkirakan berada di sekitar Bekasi dan Karawang.
Kebijakan dan Sistem Pemerintahan Dharmayawarman
Kebijakan dan sistem pemerintahan Dharmayawarman mengadopsi prinsip-prinsip Hindu kuno, yang menempatkan raja sebagai manifestasi kekuatan ilahi. Pemerintahan dilakukan secara hierarkis, dengan peran sentral dipegang oleh keluarga kerajaan dan para brahmana sebagai penasihat spiritual dan hukum.
Elemen Sistem Pemerintahan:
- Sentralisasi Kekuasaan
Semua kebijakan politik, ekonomi, dan militer dipusatkan di istana kerajaan. Raja menjadi pengambil keputusan tertinggi. - Sistem Varna Hindu
Masyarakat dibagi berdasarkan varna (kelas sosial), yakni brahmana (pendeta), ksatria (bangsawan/pejuang), waisya (pedagang), dan sudra (pelayan). Ini menciptakan tatanan sosial yang relatif stabil. - Kekuatan Simbolik Raja
Raja dianggap sebagai wakil dewa di bumi (devaraja), sehingga semua tindakan pemerintahannya diasumsikan berdasarkan nilai suci. - Hukum Dharma
Sistem hukum merujuk pada kitab-kitab Dharmaśāstra, yang mengatur hukum pidana, perdata, dan tata kehidupan masyarakat. - Perlindungan Pertanian dan Irigasi
Sungai Citarum menjadi urat nadi ekonomi. Pemerintahan Dharmayawarman memastikan pembangunan saluran irigasi berjalan lancar untuk meningkatkan hasil pertanian.
Cara Kerja Pemerintahan

Pemerintahan dijalankan dengan bantuan pejabat yang disebut sebagai mahapatih, senapati, serta para pendeta dan penasihat kerajaan. Mereka menjalankan fungsi administratif dan menjaga keamanan wilayah.
Struktur pemerintahan:
- Raja (Maharaja) – pusat kekuasaan dan simbol suci.
- Mahapatih – pemimpin administratif setingkat perdana menteri.
- Senapati – pemimpin militer.
- Purohita – penasihat keagamaan dan ritual.
- Mandala lokal – daerah-daerah kecil yang dipimpin oleh bangsawan setempat namun tunduk pada kekuasaan raja pusat.
Fungsi Utama Pemerintahan
- Mengatur dan mengamankan wilayah kekuasaan
- Menjaga sistem sosial dan budaya berbasis ajaran Hindu
- Menjamin kelangsungan ekonomi agraris dan perdagangan lokal
- Menyelenggarakan upacara keagamaan dan pemujaan terhadap dewa-dewa
Jenis Pemerintahan yang Diterapkan
Jenis pemerintahan pada masa Dharmayawarman adalah monarki teokratis, di mana kekuasaan dipusatkan pada satu raja dan dilandasi kepercayaan spiritual. Raja bukan hanya kepala negara, tetapi juga kepala agama.
Prinsip dan Karakteristik Pemerintahan
Beberapa prinsip dan karakteristik utama pemerintahan Dharmayawarman:
- Teokratis dan Absolut
Menggabungkan kekuasaan politik dan spiritual dalam satu tangan. - Berlandaskan Dharma
Semua keputusan berpedoman pada ajaran moral dan hukum Hindu. - Struktur Hierarkis
Kekuasaan tersusun rapi dari pusat hingga wilayah desa. - Berorientasi pada Kesejahteraan Rakyat
Fokus pada pertanian, perdagangan, dan stabilitas sosial.
Hal Menarik dan Fakta Sejarah
- Silsilah Berakar dari India
Jayasingawarman, ayah Dharmayawarman, berasal dari India dan membawa ajaran Hindu ke tanah Jawa. - Wilayah Strategis
Kerajaan Tarumanegara berdiri di jalur perdagangan penting, sehingga berpengaruh dalam arus budaya dan ekonomi. - Pengaruh yang Bertahan Lama
Struktur pemerintahan dan nilai-nilai Hindu yang dibawa Dharmayawarman masih berpengaruh hingga era kerajaan-kerajaan selanjutnya di Jawa. - Tidak Banyak Prasasti Langsung
Tidak ditemukan prasasti eksplisit peninggalan Dharmayawarman. Namun, silsilah dan catatan kerajaan mengafirmasi keberadaannya.
FAQs (Pertanyaan Umum)
Siapakah Dharmayawarman Maharaja Tarumanegara II?
Ia adalah raja kedua Kerajaan Tarumanegara, yang memerintah dari tahun 382–395 Masehi, dan melanjutkan fondasi pemerintahan Hindu yang dibangun ayahnya.
Tahun berapa Dharmayawarman berkuasa?
Ia naik takhta sekitar tahun 382 Masehi dan berkuasa hingga tahun 395 Masehi.
Apa saja kebijakan dan sistem pemerintahan Dharmayawarman?
Ia menerapkan monarki teokratis berbasis hukum Hindu, memusatkan kekuasaan, dan memperkuat stabilitas politik melalui sistem sosial varna dan struktur administratif terpusat.
Apa peran penting Dharmayawarman dalam sejarah?
Ia berperan sebagai penghubung transisi antara pendirian kerajaan dan fase ekspansi, serta memperkuat akar budaya Hindu di Jawa Barat.
Kesimpulan
Dharmayawarman Maharaja Tarumanegara II merupakan figur penting dalam sejarah awal kerajaan Hindu di Nusantara. Pemerintahannya memperkuat fondasi spiritual dan administratif Tarumanegara, yang kelak menjadi acuan bagi sistem pemerintahan di kerajaan-kerajaan berikutnya.
Meski tidak banyak peninggalan fisik yang tersisa dari masa pemerintahannya, jejaknya tetap tercatat dalam struktur budaya dan sosial masyarakat Jawa awal. Jejak emasnya tidak hanya terlihat dari takhta yang diwarisi, tetapi juga dari tata pemerintahan yang mengakar kuat dalam prinsip dharma.
Anda mungkin menyukai ini: Jayasingawarman Pendiri Tarumanegara
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!