Cerita rakyat di Indonesia memiliki daya tarik tersendiri, terutama kisah yang sudah melegenda di masyarakat. Salah satu legenda yang terkenal dari Sumatera Utara adalah Cerita Putri Hijau. Kisah ini berasal dari Kerajaan Deli dan hingga kini masih dipercaya oleh sebagian orang sebagai bagian dari sejarah yang mengandung unsur mitos.
Legenda Putri Hijau dari Medan tidak hanya dikenal di Sumatera Utara, tetapi juga menyebar ke berbagai daerah karena unsur keajaiban dan tragedi di dalamnya. Ada yang menganggap kisah ini hanyalah dongeng, tetapi ada juga yang percaya bahwa legenda ini memiliki bukti-bukti sejarah yang bisa ditelusuri.
Cerita Putri Hijau
Asal Usul Legenda Putri Hijau
Dikisahkan bahwa pada zaman dahulu, di wilayah Deli Tua, terdapat sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja bijaksana. Raja ini memiliki tiga orang anak, salah satunya adalah seorang putri yang dikenal dengan sebutan Putri Hijau karena kecantikannya yang luar biasa serta keunikan pada tubuhnya yang dipercaya dapat memancarkan cahaya hijau.
Putri Hijau memiliki dua saudara laki-laki yang sangat melindunginya, yaitu Mambang Yasid dan Mambang Khayali. Kehidupan mereka di istana penuh kemakmuran hingga suatu hari datang seorang raja dari Aceh yang mendengar kabar tentang kecantikan Putri Hijau.
Sang raja kemudian mengirimkan utusan untuk melamar sang putri. Namun, lamaran itu ditolak oleh kerajaan Deli, sehingga memicu kemarahan raja Aceh. Tidak menerima penolakan tersebut, Raja Aceh kemudian memerintahkan pasukannya untuk menyerang Kerajaan Deli.
Pertempuran yang Tragis
Pasukan Aceh datang dalam jumlah besar, mengepung kerajaan Deli dan memaksakan pernikahan dengan Putri Hijau. Namun, saudara-saudara Putri Hijau, Mambang Yasid dan Mambang Khayali, dengan gagah berani melawan pasukan Aceh.
Pertempuran berlangsung sangat sengit, menyebabkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Namun, pasukan Aceh yang lebih besar jumlahnya akhirnya berhasil mendesak pertahanan Kerajaan Deli.
Melihat kerajaan mereka hampir jatuh, kedua saudara Putri Hijau berusaha melindungi sang putri dengan berbagai cara. Dalam keadaan putus asa, Mambang Yasid berubah menjadi ular naga raksasa untuk menghalau serangan musuh. Sementara itu, Mambang Khayali berusaha mempertahankan kerajaan dengan segala kekuatannya. Namun, pasukan Aceh yang kuat berhasil menembus pertahanan kerajaan.
Akhir Tragis Putri Hijau
Ada beberapa versi mengenai bagaimana kisah ini berakhir:
- Putri Hijau Berubah Menjadi Batu – Dalam versi ini, Putri Hijau berubah menjadi batu untuk menghindari pernikahan dengan paksa. Batu tersebut dipercaya masih ada di sekitar Deli Tua hingga sekarang.
- Putri Hijau Dibawa ke Aceh dengan Meriam Raksasa – Versi lain menyebutkan bahwa Raja Aceh menggunakan sebuah meriam raksasa untuk mengangkut Putri Hijau. Namun, dalam perjalanan, meriam itu meledak dan menyebarkan bagian tubuh Putri Hijau ke berbagai tempat.
- Putri Hijau Menghilang Secara Misterius – Beberapa cerita juga menyebutkan bahwa sang putri menghilang dengan cara supranatural dan tidak pernah ditemukan lagi.
Bukti dan Saksi Keberadaan Legenda
Sejumlah peninggalan yang dikaitkan dengan Cerita Putri Hijau masih ada hingga kini, antara lain:
- Meriam Puntung – Meriam ini dipercaya sebagai sisa peninggalan dari peperangan yang terjadi saat itu. Konon, meriam ini pecah menjadi tiga bagian setelah digunakan untuk menembakkan Putri Hijau ke Aceh.
- Benteng di Deli Tua – Beberapa masyarakat setempat percaya bahwa benteng yang ada di Deli Tua adalah sisa dari kerajaan yang dahulu diserang oleh pasukan Aceh.
- Kisah yang Diturunkan Secara Lisan – Masyarakat sekitar masih menceritakan legenda ini secara turun-temurun, meyakini bahwa kejadian ini benar-benar terjadi di masa lalu.
Apakah Ada Hubungan dengan Nyi Roro Kidul?
Salah satu hal menarik dalam legenda ini adalah adanya kesamaan unsur magis dengan kisah Nyi Roro Kidul, penguasa Laut Selatan Jawa.
Beberapa spekulasi menyebutkan bahwa Putri Hijau mungkin adalah bagian dari legenda yang lebih besar, yang berkaitan dengan kekuatan mistis di nusantara. Sama seperti Nyi Roro Kidul yang diyakini memiliki hubungan dengan laut dan memiliki keabadian, Putri Hijau juga dikatakan menghilang dengan cara yang misterius.
Beberapa teori bahkan menyebutkan bahwa Putri Hijau mungkin tidak benar-benar hilang, melainkan berubah menjadi entitas spiritual yang berdiam di wilayah tertentu.
Namun, tidak ada bukti konkret yang bisa menghubungkan dua legenda ini secara langsung. Yang pasti, baik Putri Hijau maupun Nyi Roro Kidul memiliki persamaan dalam hal kecantikan mistis, peristiwa tragis, dan keterkaitan dengan kekuatan supranatural.
Kesimpulan
Legenda Cerita Putri Hijau adalah salah satu kisah rakyat yang telah diwariskan secara turun-temurun. Keberadaan Meriam Puntung dan benteng di Deli Tua menjadi bukti fisik yang sering dikaitkan dengan legenda ini. Namun, apakah kisah ini benar-benar terjadi atau hanya mitos belaka, masih menjadi perdebatan.
Sebagaimana legenda lainnya, Putri Hijau dari Medan tetap hidup dalam ingatan masyarakat, menjadi bagian dari warisan budaya yang menarik untuk ditelusuri.
Apakah ini hanya cerita rakyat atau memiliki dasar sejarah yang nyata? Itu semua kembali kepada bagaimana kita melihat dan mempercayainya. Legenda ini belum tentu benar, tetapi juga belum tentu sepenuhnya salah. Semua kembali kepada keyakinan masing-masing individu dalam menafsirkan cerita ini.
Anda mungkin menyukai ini: Rimeung Aulia dari Aceh
Penting untuk diketahui: Program Pelatihan Meditasi Online