Apa Yang Dimaksud Dengan Metafisika? Metafisika merupakan salah satu cabang filsafat yang membahas hakikat realitas, keberadaan, dan konsep-konsep yang berada di luar jangkauan inderawi manusia. Metafisika menjadi dasar bagi banyak disiplin ilmu, termasuk filsafat, agama, sains, dan bahkan psikologi.
Pemikiran metafisik telah berkembang sejak zaman kuno hingga era modern, memengaruhi berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari cara memahami dunia, menjelaskan fenomena yang tidak dapat dijelaskan oleh ilmu pengetahuan konvensional, hingga memberikan landasan bagi sistem kepercayaan dan nilai-nilai moral.
Artikel ini akan membahas apa yang dimaksud dengan metafisika, sejarahnya, prinsip-prinsip utama, cara kerja, fungsi, jenis-jenis, serta apa manfaat dan tujuan metafisika dalam kehidupan manusia.
Metafisika
Apa Yang Dimaksud Dengan Metafisika?
Secara etimologis, istilah “metafisika” berasal dari bahasa Yunani meta (di luar atau setelah) dan physika (fisika). Dengan kata lain, metafisika adalah studi yang membahas aspek-aspek realitas yang berada di luar ruang lingkup ilmu fisika atau sains empiris.
Dalam konteks filsafat, apa yang dimaksud dengan metafisika adalah kajian tentang keberadaan, esensi, realitas, waktu, ruang, dan hubungan antara pikiran serta materi. Beberapa pertanyaan fundamental yang sering diajukan dalam metafisika antara lain:
- Apa yang membuat sesuatu ada?
- Apa hakikat dari keberadaan manusia?
- Apakah ada realitas di luar pengalaman manusia?
- Bagaimana hubungan antara pikiran dan tubuh?
Metafisika sering dianggap sebagai bidang yang spekulatif, tetapi kontribusinya terhadap pemikiran filosofis dan perkembangan ilmu pengetahuan tidak dapat diabaikan. Banyak konsep dasar dalam fisika, psikologi, dan teologi berakar pada kajian metafisika.
Sejarah Singkat Metafisika
Metafisika telah berkembang selama ribuan tahun dan mengalami berbagai perubahan konsep serta interpretasi. Berikut adalah tahapan penting dalam sejarah metafisika:
1. Zaman Yunani Kuno
- Plato (427-347 SM): Memperkenalkan konsep dunia ide, yang menyatakan bahwa realitas sejati bukanlah dunia fisik, tetapi dunia ide yang tidak dapat diakses oleh pancaindra.
- Aristoteles (384-322 SM): Mengembangkan konsep substansi dan esensi, serta menyusun metafisika sebagai disiplin ilmiah yang mempelajari keberadaan dalam berbagai bentuknya.
2. Abad Pertengahan
- Avicenna (980-1037): Filsuf Muslim yang memperluas konsep metafisika Aristotelian dan menghubungkannya dengan teologi Islam.
- Thomas Aquinas (1225-1274): Menggunakan metafisika untuk membangun sistem filsafat teologis dalam tradisi Kristen.
3. Era Modern
- René Descartes (1596-1650): Membedakan antara substansi pikiran (res cogitans) dan substansi materi (res extensa).
- Immanuel Kant (1724-1804): Mengkritisi batasan metafisika dan memperkenalkan konsep “fenomena” dan “noumena”.
- Martin Heidegger (1889-1976): Mengeksplorasi konsep keberadaan (being) secara mendalam.
Prinsip dan Karakteristik Metafisika

Metafisika memiliki beberapa prinsip utama yang menjadi landasan dalam kajiannya:
- Ontologi: Studi tentang keberadaan dan realitas fundamental.
- Kosmologi: Kajian tentang asal-usul dan struktur alam semesta.
- Teologi Natural: Studi tentang Tuhan dan konsep ketuhanan tanpa campur tangan agama tertentu.
- Epistemologi Metafisik: Pembahasan tentang bagaimana manusia mengetahui realitas yang bersifat abstrak.
- Dualisme vs Monisme: Apakah realitas terdiri dari dua substansi (pikiran dan materi) atau hanya satu.
Cara Kerja Metafisika dalam Filsafat
Metafisika bekerja dengan cara menyusun konsep-konsep abstrak berdasarkan pemikiran logis, refleksi filosofis, serta analisis konsep fundamental seperti:
- Eksistensi dan Identitas: Apa yang membuat sesuatu “ada” dan bagaimana sesuatu dikenali sebagai entitas yang berbeda.
- Hubungan Sebab-Akibat: Bagaimana suatu kejadian mempengaruhi kejadian lain di luar hukum fisika biasa.
- Ruangan dan Waktu: Bagaimana manusia memahami konsep ruang dan waktu di luar pengalaman empiris.
Apa Saja Contoh Metafisika?
Metafisika dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan dan ilmu pengetahuan, di antaranya:
- Dalam Ilmu Pengetahuan: Teori tentang multiverse dan realitas paralel dalam fisika teoretis.
- Dalam Agama: Konsep roh, kehidupan setelah kematian, dan takdir.
- Dalam Etika: Perdebatan tentang kehendak bebas versus determinisme.
- Dalam Seni dan Sastra: Eksplorasi makna realitas dalam aliran surealisme.
Apa Bedanya Metafisika dan Fisika?
- Fisika adalah ilmu yang mempelajari dunia material berdasarkan hukum alam yang dapat diuji secara empiris.
- Metafisika adalah kajian yang meneliti realitas yang berada di luar jangkauan pengamatan dan eksperimen langsung.
Fisika berusaha menjelaskan fenomena yang dapat diukur, sementara metafisika meneliti prinsip-prinsip yang mendasari keberadaan itu sendiri.
Apa Manfaat dan Tujuan Metafisika?
- Membantu Memahami Realitas Secara Lebih Mendalam
- Membantu Menemukan Makna Hidup
- Menjadi Dasar bagi Disiplin Ilmu Lain
- Mendorong Pemikiran Kritis dan Abstrak
Kesimpulan
Apa yang dimaksud dengan metafisika adalah kajian tentang realitas yang berada di luar dunia fisik. Metafisika membahas konsep mendalam seperti keberadaan, esensi, dan hubungan antara materi dan non-materi.
Dengan memahami apa manfaat dan tujuan metafisika, seseorang dapat memperoleh wawasan lebih luas tentang realitas serta memperdalam pemahaman tentang dunia dan dirinya sendiri.
Anda mungkin menyukai ini: Filsafat
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!