Perjanjian Giyanti adalah salah satu peristiwa besar dalam sejarah Indonesia yang terjadi pada 13 Februari 1755. Perjanjian ini menandai titik balik dalam sejarah Kerajaan Mataram Islam, yang setelahnya terpecah menjadi dua kesultanan besar: Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta.
Tidak hanya berpengaruh pada pembagian wilayah, perjanjian ini juga menciptakan dinamika politik yang membawa dampak jangka panjang bagi Jawa dan Indonesia.
Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang apa itu Perjanjian Giyanti, sejarah, isi perjanjian, serta pengaruhnya terhadap kerajaan dan rakyat Mataram.
Apa Itu Perjanjian Giyanti
Definisi Perjanjian Giyanti
Perjanjian Giyanti adalah kesepakatan yang ditandatangani oleh VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) dan pihak Kerajaan Mataram pada tahun 1755.
Dalam perjanjian ini, wilayah Kerajaan Mataram yang luas dibagi menjadi dua kesultanan yang terpisah, yaitu Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta.
Pembagian ini dipicu oleh konflik internal yang terjadi setelah Sultan Amangkurat IV wafat tanpa meninggalkan penerus yang jelas, yang kemudian memicu perpecahan dalam keluarga kerajaan.
VOC memainkan peran besar dalam memediasi perjanjian ini, dengan tujuan untuk menjaga kestabilan politik dan memperkuat pengaruhnya di Indonesia.
Perjanjian ini bukan hanya mengatur pembagian wilayah, tetapi juga menyertakan pengakuan terhadap kekuasaan VOC atas kedua kesultanan yang baru terbentuk.
Apa Isi Perjanjian Giyanti?

Isi dari Perjanjian Giyanti menyentuh beberapa aspek penting, yang mengubah struktur politik dan sosial di Mataram. Berikut adalah beberapa poin utama yang tercakup dalam perjanjian ini:
- Pembagian Wilayah Mataram
Mataram yang sebelumnya merupakan kerajaan besar terbagi menjadi dua wilayah yang dikuasai oleh dua kesultanan yang terpisah.
Kesultanan Yogyakarta dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I, sedangkan Kesultanan Surakarta dipimpin oleh Pakubuwono III.
Pembagian wilayah ini bertujuan untuk mengurangi konflik internal dan menciptakan kestabilan di kerajaan. - Kekuasaan VOC yang Semakin Kuat
Meskipun terjadi pembagian wilayah, VOC mendapatkan pengaruh yang lebih besar setelah perjanjian ini.
VOC bertindak sebagai mediator yang sah dan menjadi kekuatan yang dapat mengontrol jalannya pemerintahan di kedua kesultanan tersebut.
VOC memperkenalkan sistem yang lebih menguntungkan kepentingan dagang dan politik kolonial Belanda. - Penurunan Kekuasaan Mataram
Setelah perjanjian ini, kekuasaan Mataram mulai tergerus. Dengan adanya perpecahan, kesultanan yang baru terbentuk menjadi lebih lemah dan kurang mampu menghadapi ancaman dari luar, termasuk ekspansi dari VOC dan kekuatan kolonial lainnya.
Apakah Akibat Perjanjian Giyanti bagi Mataram?
Perjanjian Giyanti memberikan dampak yang mendalam terhadap kerajaan Mataram, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Berikut adalah beberapa akibat yang ditimbulkan oleh perjanjian ini:
- Pemisahan Mataram
Perjanjian ini menyebabkan Mataram terpecah menjadi dua kesultanan yang saling bersaing. Pembagian ini tidak hanya memengaruhi politik internal, tetapi juga menambah ketegangan antara Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta.
Perselisihan di antara kedua kesultanan ini tetap berlangsung, meskipun perjanjian ini berusaha untuk meredakan konflik. - Pengaruh VOC yang Lebih Besar
VOC, yang sebelumnya sudah menguasai sebagian wilayah Indonesia, mendapatkan pengaruh yang lebih besar setelah perjanjian ini.
Dengan menjadi mediator dalam pembagian Mataram, VOC berhasil memperkuat posisi politiknya di Jawa. Hal ini juga memperpanjang masa kekuasaan kolonial Belanda di Indonesia. - Kehilangan Kekuatan Kerajaan Mataram
Mataram yang sebelumnya merupakan salah satu kerajaan terbesar di Jawa, kini kehilangan kekuatannya.
Perpecahan ini membuat kedua kesultanan yang terbentuk tidak mampu bersatu menghadapi ancaman eksternal, sehingga mereka lebih rentan terhadap penjajahan. - Perang Saudara yang Berlanjut
Meskipun perjanjian ini bertujuan untuk mengakhiri konflik, pemisahan ini justru memperpanjang konflik internal di antara kedua kesultanan.
Perang saudara dan perebutan kekuasaan terus berlanjut, dan perpecahan ini mengurangi kesatuan politik yang sebelumnya dimiliki Mataram.
Apa Tujuan VOC Melakukan Perjanjian Giyanti?
VOC memiliki beberapa alasan kuat dalam melakukan dan memediasi Perjanjian Giyanti. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat pengaruhnya di wilayah Jawa dan memanfaatkan ketegangan internal Mataram untuk kepentingan kolonial Belanda. Berikut adalah tujuan utama VOC dalam melakukan perjanjian ini:
- Mengamankan Kepentingan Dagang
VOC ingin memastikan jalur perdagangan di Jawa tetap aman dan stabil. Dengan memediasi perpecahan Mataram, VOC berharap dapat mengendalikan perdagangan rempah-rempah yang sangat menguntungkan tanpa gangguan dari konflik internal kerajaan. - Memperkuat Pengaruh Politik di Jawa
VOC berusaha memperkuat pengaruhnya dengan menciptakan dua kesultanan yang tergantung pada dukungan Belanda. Dengan memperlakukan kedua kesultanan sebagai sekutu, VOC semakin mendominasi politik lokal. - Mengurangi Perlawanan dari Rakyat Mataram
Perjanjian ini juga bertujuan untuk mengurangi potensi perlawanan dari rakyat Mataram. Dengan menciptakan kesultanan terpisah, VOC berharap bisa mengelola ketegangan politik dan menghindari pemberontakan yang lebih besar di masa depan.
Kesimpulan
Perjanjian Giyanti adalah salah satu momen penting dalam sejarah Indonesia, khususnya dalam sejarah Kerajaan Mataram.
Apa itu Perjanjian Giyanti, apa isi Perjanjian Giyanti, serta apa akibatnya bagi Mataram memberikan wawasan yang mendalam mengenai dampak dari perjanjian ini terhadap struktur politik, sosial, dan ekonomi di Jawa.
Melalui perjanjian ini, VOC berhasil memperkuat pengaruhnya, namun pada saat yang sama, Kerajaan Mataram kehilangan kekuatan politiknya dan terpecah menjadi dua kesultanan.
Ini adalah salah satu contoh bagaimana kekuatan kolonial memanfaatkan ketegangan lokal untuk mengamankan kepentingannya.
FAQ
- Apa itu Perjanjian Giyanti?
Perjanjian Giyanti adalah perjanjian yang membagi Kerajaan Mataram menjadi dua kesultanan pada 13 Februari 1755, yakni Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan Surakarta. - Apa isi Perjanjian Giyanti?
Isi perjanjian ini mencakup pembagian wilayah Mataram, penguatan pengaruh VOC, dan pengakuan terhadap kekuasaan VOC di kedua kesultanan tersebut. - Apakah akibat Perjanjian Giyanti bagi Mataram?
Akibatnya adalah pemisahan Mataram, peningkatan pengaruh VOC, dan ketegangan yang berlanjut antara Kesultanan Yogyakarta dan Surakarta. - Apa tujuan VOC melakukan Perjanjian Giyanti?
VOC bertujuan untuk mengamankan kepentingan dagang, memperkuat pengaruh politik, dan mengurangi perlawanan dari rakyat Mataram.
Baca juga: Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!