Siapa Itu Ratu Dewata? Meneruskan Takhta Pajajaran di Tengah Ancaman

Siapa Itu Ratu Dewata

Siapa itu Ratu Dewata? Nama Ratu Dewata sering kali terdengar dalam konteks sejarah Kerajaan Pajajaran, namun mungkin banyak yang tidak mengetahui peran pentingnya dalam perjalanan kerajaan Sunda.

Siapa itu Ratu Dewata? Ratu Dewata adalah ratu terakhir yang memerintah Kerajaan Pajajaran pada masa yang sangat sulit. Ia adalah putri dari Prabu Surawisesa dan cucu dari raja legendaris Sunda Prabu Siliwangi.

Siapa itu Ratu Dewata? Ratu Dewata naik takhta pada tahun 1535, setelah ayahnya mengundurkan diri. Namun, pemerintahannya yang singkat berlangsung di tengah ancaman besar dari luar, khususnya serangan dari Kesultanan Banten, serta kemunduran yang dialami oleh kerajaan itu sendiri.

Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang siapa sebenarnya Ratu Dewata, bagaimana ia memerintah Kerajaan Pajajaran, tantangan yang dihadapinya, serta kepergiannya yang menandai salah satu momen terakhir dalam sejarah kejayaan Kerajaan Pajajaran.

Definisi Ratu Dewata

Siapa itu Ratu Dewata? Ratu Dewata adalah ratu yang memerintah Kerajaan Pajajaran setelah pengunduran diri ayahnya, Prabu Surawisesa, pada 1535. Sebagai putri dari Surawisesa dan cucu dari Prabu Siliwangi, ia melanjutkan takhta kerajaan yang sudah mulai mengalami kemunduran.

Masa pemerintahannya berlangsung hanya sekitar 8 tahun, dari 1535 hingga 1543, namun ia memimpin dalam periode yang penuh tantangan bagi kerajaan.

Kerajaan Pajajaran, yang dahulu mencapai puncak kejayaannya di bawah Prabu Siliwangi, sudah mulai goyah setelah serangkaian peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan ayahnya.

Ratu Dewata, meskipun merupakan keturunan langsung dari raja besar, tidak mampu mengatasi tekanan dari serangan luar dan permasalahan internal yang semakin memperburuk kondisi kerajaan.

Kapan Ratu Dewata Memerintah?

Ratu Dewata memerintah Kerajaan Pajajaran pada periode yang penuh dengan tantangan. Setelah kemunduran yang dialami oleh ayahnya, Prabu Surawisesa, pada 1535, ia diangkat sebagai ratu dan mulai memimpin kerajaan.

Masa pemerintahannya berlangsung dari 1535 hingga 1543, sebuah periode yang singkat namun sangat berat.

Selama pemerintahannya, Kerajaan Pajajaran berada dalam kondisi yang sangat terancam. Serangan dari Kesultanan Banten, yang mulai menguat di pesisir barat Jawa, semakin mendekat dan mengancam eksistensi kerajaan Sunda.

Selain itu, ketegangan internal yang belum sepenuhnya teratasi pada masa ayahnya semakin mempersulit Ratu Dewata dalam mempertahankan kerajaan.

Tantangan yang Dihadapi Ratu Dewata

Ratu Dewata memimpin di tengah masa-masa sulit bagi Kerajaan Pajajaran. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapinya adalah ancaman dari Kesultanan Banten.

Pada awal abad ke-16, Banten mulai berkembang pesat dan menjadi kekuatan dominan di pesisir barat Jawa.

Kesultanan Banten yang dipimpin oleh Sultan Maulana Yusuf, menambah tekanan besar bagi Kerajaan Pajajaran yang sudah mulai lemah.

Selain ancaman eksternal, Ratu Dewata juga harus menghadapi ketegangan internal. Setelah pengunduran diri Prabu Surawisesa, kerajaan tidak lagi memiliki kekuatan politik yang solid.

Beberapa catatan sejarah menunjukkan adanya ketidakpuasan di kalangan bangsawan dan pejabat tinggi kerajaan yang menginginkan perubahan kepemimpinan atau bahkan percakapan untuk mengubah arah politik kerajaan.

Selama masa pemerintahan Ratu Dewata, rakyat Pajajaran juga menghadapi penderitaan akibat peperangan dan ketidakstabilan yang terjadi.

Rakyat Sunda yang dulunya hidup makmur di bawah kepemimpinan Prabu Siliwangi, kini harus berjuang untuk bertahan hidup di tengah kemelut politik dan ekonomi.

Kepergian Ratu Dewata dan Keruntuhan Kerajaan Pajajaran

Pada 1543, masa pemerintahan Ratu Dewata berakhir setelah kematian atau pengunduran dirinya. Beberapa sumber sejarah tidak menjelaskan secara rinci bagaimana kepergian Ratu Dewata, namun diyakini bahwa setelah pemerintahannya, Kerajaan Pajajaran semakin terpuruk.

Sebagian besar sejarawan berpendapat bahwa Ratu Dewata meninggal dunia pada 1543, menandai berakhirnya pemerintahan dari keturunan langsung Prabu Siliwangi.

Kepergian Ratu Dewata menjadi simbol berakhirnya era kejayaan Kerajaan Pajajaran. Setelah pemerintahannya, kerajaan ini semakin lemah dan pada 1579, Kerajaan Pajajaran resmi runtuh setelah diserang oleh Kesultanan Banten.

Runtuhnya Pajajaran juga menandai berakhirnya dominasi kerajaan Sunda yang pernah menjadi salah satu kekuatan besar di Nusantara.

Fakta Menarik tentang Ratu Dewata

  1. Putri dari Prabu Surawisesa –
    Ratu Dewata adalah anak dari Prabu Surawisesa dan cucu dari Prabu Siliwangi, dua raja besar Kerajaan Pajajaran.
  2. Pemerintahan yang Singkat –
    Ratu Dewata memerintah dari tahun 1535 hingga 1543, menghadapi banyak tantangan dalam masa pemerintahannya yang penuh kesulitan.
  3. Ancaman dari Kesultanan Banten –
    Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Ratu Dewata adalah ancaman serangan dari Kesultanan Banten, yang semakin menguat pada masa itu.
  4. Runtuhnya Pajajaran –
    Kepergian Ratu Dewata menandai berakhirnya masa kejayaan Kerajaan Pajajaran, yang akhirnya runtuh pada 1579 setelah diserang oleh Kesultanan Banten.

Kesimpulan

Siapa itu Ratu Dewata? Ratu Dewata adalah ratu yang memerintah Kerajaan Pajajaran pada masa yang penuh tantangan.

Sebagai putri dari Prabu Surawisesa dan cucu dari Prabu Siliwangi, ia diangkat sebagai ratu pada usia muda setelah pengunduran diri ayahnya.

Meskipun pemerintahannya singkat, Ratu Dewata memimpin di tengah masa yang penuh dengan ancaman dari luar dan ketegangan internal.

Kepergian Ratu Dewata pada 1543 menandai berakhirnya satu era penting dalam sejarah Kerajaan Pajajaran, yang akhirnya runtuh pada 1579 setelah diserang oleh Kesultanan Banten.

Anda mungkin menyukai ini: Siapakah Prabu Surawisesa Itu?
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top