Mengenal Apa Itu Sekte Smartisme dalam Hindu dan Perbedaan dengan Aliran Lain

Apa Itu Sekte Smartisme dalam Hindu

Sekte Smartisme adalah salah satu aliran dalam agama Hindu yang memiliki pendekatan unik terhadap penyembahan Tuhan.

Dalam Smartisme, tidak ada satu dewa yang diutamakan, melainkan berbagai bentuk Tuhan yang diyakini sebagai manifestasi dari Brahman yang Maha Esa.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang apa itu sekte Smartisme, sejarah dan perkembangan ajarannya, prinsip-prinsip utama, serta perbedaan Smartisme dengan aliran-aliran Hindu lainnya.

Apa Itu Sekte Smartisme dalam Hindu?

Apa Itu Sekte Smartisme dalam Hindu? Sekte Smartisme, atau Smarta-sampradaya, adalah aliran ortodoks dalam agama Hindu yang mengajarkan kesetaraan dalam penyembahan berbagai bentuk Brahman (Tuhan).

Ajaran ini memberi kebebasan kepada umat Hindu untuk memilih bentuk Tuhan yang mereka sembah, berdasarkan pemahaman pribadi mereka. Smartisme mengajarkan bahwa Tuhan itu satu, tetapi dapat disembah dalam berbagai manifestasi, seperti Vishnu, Shiva, Brahma, Ganesha, dan Surya.

Apa Itu Sekte Smartisme dalam Hindu? Prinsip dasar Smartisme adalah pemahaman bahwa semua bentuk Tuhan tersebut pada dasarnya adalah Brahman yang satu.

Melalui pemujaan kepada berbagai dewa, umat Hindu diharapkan dapat meraih moksha, atau pembebasan spiritual, yang menjadi tujuan akhir dari kehidupan dalam agama Hindu.

Tidak seperti aliran-aliran lain yang memprioritaskan satu dewa tertentu, Smartisme menganggap semua dewa sebagai jalan untuk mengenal Tuhan yang Maha Esa.

Sejarah dan Asal-Usul Smartisme

Sekte Smartisme mulai berkembang pada abad ke-8 Masehi melalui ajaran Adi Shankaracharya, seorang filsuf dan teolog besar dalam tradisi Hindu. Shankara mengajarkan filosofi Advaita Vedanta, yang menyatakan bahwa Atman (jiwa individu) adalah satu dengan Brahman (Tuhan).

Filosofi ini bertujuan untuk membebaskan umat manusia dari ilusi atau maya, dan untuk menyadarkan mereka bahwa segala bentuk kehidupan pada dasarnya adalah satu dengan Tuhan.

Sebelum ajaran Shankara, banyak aliran Hindu yang memusatkan pemujaan mereka pada satu dewa tertentu, seperti Vishnu dalam Vaishnavisme atau Shiva dalam Shaivisme.

Namun, Shankara menekankan bahwa umat Hindu harus memandang Tuhan sebagai satu entitas yang tidak terbatas pada bentuk apapun, melainkan dapat disembah dalam berbagai manifestasi.

Konsep dan Praktik dalam Smartisme

Dalam Smartisme, konsep utama adalah kesetaraan dalam penyembahan berbagai dewa. Tidak ada satu dewa yang dianggap lebih tinggi atau lebih rendah daripada dewa lainnya. Beberapa dewa utama yang biasa dipuja dalam Smartisme adalah:

  • Vishnu:
    Dewa pemelihara alam semesta, sering dipuja oleh pengikut Vaishnavisme.
  • Shiva:
    Dewa penghancur yang juga dianggap sebagai sumber transformasi, dipuja dalam Shaivisme.
  • Brahma:
    Dewa pencipta dalam mitologi Hindu, meskipun kurang dipuja dibandingkan Vishnu dan Shiva.
  • Ganesha:
    Dewa yang dikenal sebagai penghilang rintangan dan simbol kebijaksanaan.
  • Surya:
    Dewa matahari yang sering dipuja dalam berbagai tradisi.

Praktik dalam Smartisme melibatkan berbagai cara, seperti pemujaan (puja), meditasi, serta studi dan pemahaman terhadap teks-teks suci seperti Veda, Upanishad, dan Smerti.

Umat Hindu yang mengikuti Smartisme dapat memilih untuk memuja salah satu dari dewa-dewa tersebut, sesuai dengan preferensi pribadi mereka, dan tidak ada yang dianggap lebih unggul dari yang lain.

Perbedaan Smartisme dengan Aliran Hindu Lainnya

Smartisme memiliki sejumlah perbedaan signifikan dengan aliran-aliran lain dalam agama Hindu. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara Smartisme dan aliran Hindu lainnya:

  1. Vaishnavisme vs Smartisme
    Vaishnavisme
    adalah aliran yang memprioritaskan penyembahan kepada Vishnu sebagai Tuhan yang utama. Dalam Vaishnavisme, Vishnu dianggap sebagai dewa yang paling tinggi dan penyembahan kepada Vishnu dilakukan melalui berbagai cara, seperti Bhakti Yoga (jalan pengabdian). Di sisi lain, Smartisme tidak memprioritaskan satu dewa, melainkan mengakui semua dewa sebagai manifestasi dari Brahman yang satu.
  2. Shaivisme vs Smartisme
    Shaivisme
    adalah aliran dalam agama Hindu yang menekankan pemujaan kepada Shiva sebagai dewa yang utama. Shiva dianggap sebagai penghancur dan transformator dalam kosmos, serta memiliki sifat sebagai dewa yang memberi pembebasan. Dalam Smartisme, Shiva adalah salah satu manifestasi dari Brahman, tetapi tidak lebih utama daripada dewa-dewa lainnya.
  3. Advaita Vedanta vs Dewa-dewa
    Smartisme sangat erat kaitannya dengan Advaita Vedanta, ajaran yang dikembangkan oleh Adi Shankaracharya. Ajaran ini menekankan bahwa segala sesuatu, termasuk dewa-dewa yang disembah, adalah manifestasi dari Brahman yang satu. Dalam aliran lain seperti Vaishnavisme atau Shaivisme, meskipun ada pemahaman tentang Brahman sebagai Tuhan yang utama, mereka lebih fokus pada pemujaan satu dewa khusus.

Prinsip-Prinsip Utama dalam Smartisme

  • Kesetaraan dalam Penyembahan Dewa:
    Semua dewa dianggap sebagai manifestasi dari Brahman yang satu.
  • Pencapaian Moksha:
    Tujuan akhir dalam Smartisme adalah mencapai pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian (moksha) melalui pemahaman spiritual.
  • Advaita Vedanta:
    Mengajarkan bahwa Atman (jiwa individu) adalah satu dengan Brahman (Tuhan).
  • Kebebasan Beragama:
    Smartisme memberikan kebebasan kepada umat Hindu untuk memilih bentuk Brahman yang ingin mereka sembah.
  • Smerti dan Veda:
    Smerti (tradisi) dan Veda diakui sebagai sumber ajaran yang sah, di samping ajaran dari Upanishad.

Apa yang Dimaksud dengan Smarta-Sampradaya?

Smarta-sampradaya adalah istilah lain untuk Smartisme, yang merujuk pada tradisi penyembahan Brahman dalam berbagai bentuk. Sampradaya sendiri berarti tradisi atau aliran dalam bahasa Sansekerta.

Dalam konteks ini, Smarta-sampradaya mencakup ajaran yang mengajarkan pemahaman tentang Tuhan yang satu, yang dapat disembah dalam berbagai bentuk.

Jadi, Smartisme atau Smarta-sampradaya memberikan ruang bagi umat Hindu untuk mengenal Tuhan melalui berbagai manifestasi, tanpa terikat pada penyembahan satu dewa saja.

Kesimpulan

Smartisme adalah aliran dalam agama Hindu yang menekankan penyembahan berbagai dewa sebagai manifestasi dari Tuhan yang Maha Esa, Brahman. Ajaran ini memberi kebebasan kepada umat Hindu untuk memilih bentuk Tuhan yang ingin mereka sembah.

Dengan prinsip-prinsip dasar seperti Advaita Vedanta, Smartisme bertujuan untuk mencapai moksha, pembebasan dari siklus kelahiran dan kematian. Smartisme berbeda dengan aliran-aliran Hindu lainnya, seperti Vaishnavisme dan Shaivisme, yang lebih menekankan penyembahan satu dewa tertentu.

Melalui ajaran Smartisme, umat Hindu dapat mencapai pemahaman spiritual yang lebih mendalam dan mencapainya melalui meditasi, pemujaan, dan studi kitab suci.

Anda mungkin menyukai ini: Sekte Shaktisme dalam Hindu
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top