Hariwangsawarman raja Tarumanegara ke IX adalah tokoh penting dalam sejarah akhir Dinasti Warman yang memerintah di wilayah Jawa bagian barat pada abad ke-7 Masehi.
Meskipun masa pemerintahannya singkat, Hariwangsawarman memainkan peran sebagai pemimpin transisi dalam perubahan besar di Tanah Sunda sebelum munculnya kerajaan baru yang menggantikan Tarumanegara.
Artikel ini membahas secara menyeluruh tentang latar belakang, silsilah, konteks historis, serta kiprah dan kebijakan dalam masa kepemimpinan Hariwangsawarman.
Disajikan secara sistematis mulai dari definisi hingga fakta terkini, artikel ini juga menjawab pertanyaan umum seperti tahun berapa Hariwangsawarman memimpin Kerajaan Tarumanegara, serta bagaimana pengaruhnya terhadap kelanjutan sejarah Jawa Barat.
Hariwangsawarman raja Tarumanegara ke IX
Siapa Hariwangsawarman?
Hariwangsawarman adalah raja kesembilan (IX) dari Kerajaan Tarumanegara, salah satu kerajaan Hindu tertua di Nusantara. Ia merupakan bagian dari Dinasti Warman, garis keturunan penguasa Tarumanegara yang berasal dari Jayasingawarman, pendiri dinasti tersebut.
Gelar lengkap Hariwangsawarman adalah:
Sri Maharaja Dewamurtyatma Hariwangsawarman Digwijaya Bimaparakrama
Gelar ini memiliki makna mendalam:
- Sri Maharaja menyiratkan kedudukan agung sebagai pemimpin tertinggi.
- Dewamurtyatma menunjukkan sosok raja yang dianggap sebagai perwujudan dewa di dunia.
- Digwijaya Bimaparakrama menggambarkan kemenangan dan kekuatan seperti Bima dalam kisah Mahabharata.
Latar Belakang Sejarah Tarumanegara
Sebelum membahas kiprah Hariwangsawarman, penting memahami posisi Kerajaan Tarumanegara secara historis. Berdiri sejak abad ke-4 M, Tarumanegara dikenal sebagai salah satu kerajaan Hindu pertama di Indonesia.
Ciri khas Tarumanegara antara lain:

- Berpusat di wilayah Jawa Barat (diperkirakan sekitar Bekasi hingga Banten).
- Beragama Hindu aliran Wisnu (Vaishnava).
- Meninggalkan berbagai prasasti seperti Prasasti Tugu, Ciaruteun, Kebonkopi, dan Jambu.
Kekuatan Tarumanegara mencapai puncaknya pada masa Raja Purnawarman, kakek dari Hariwangsawarman. Setelah itu, kerajaan perlahan mengalami penurunan akibat perubahan politik dan budaya lokal.
Tahun Berapa Hariwangsawarman Memimpin Kerajaan Tarumanegara?
Hariwangsawarman memimpin Kerajaan Tarumanegara pada tahun 639 hingga 640 Masehi. Masa pemerintahannya sangat singkat, yakni sekitar satu tahun, sebelum kemudian digantikan oleh raja terakhir bernama Linggawarman, yang juga diyakini sebagai tokoh transisi menuju kemunculan Kerajaan Sunda dan Galuh.
Kiprah dan Kebijakan dalam Masa Kepemimpinan Hariwangsawarman
Meski tidak banyak prasasti peninggalannya yang ditemukan, sumber-sumber sejarah menyebutkan beberapa peran penting Hariwangsawarman:
- Melanjutkan pemerintahan Dinasti Warman setelah ayahnya, Candrawarman, turun takhta.
- Mempertahankan struktur keagamaan Hindu Vaishnava, menjadikan kerajaan tetap dalam jalur spiritualitas klasik India.
- Menjaga stabilitas internal kerajaan di tengah dinamika sosial-politik yang mulai berubah.
- Tidak melakukan ekspansi militer, tetapi lebih fokus pada konsolidasi dan regenerasi kepemimpinan.
Kebijakannya lebih bersifat pemeliharaan dan transisi, mengingat kondisi Tarumanegara pada masa itu sudah mulai goyah akibat tekanan dari wilayah kekuasaan lokal dan kemungkinan besar juga oleh migrasi kelompok baru dari Nusantara bagian tengah dan timur.
Karakteristik Pemerintahan Hariwangsawarman
Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh Hariwangsawarman tetap mengikuti pola lama Tarumanegara, yaitu:
- Monarki teokratik, dengan raja sebagai pemimpin spiritual dan politik.
- Pemerintahan terpusat dengan raja sebagai otoritas tertinggi.
- Dukungan dari kalangan Brahmana, yang memainkan peran penting dalam peneguhan kekuasaan raja.
Konteks Sosial dan Politik Saat Itu
Masa kepemimpinan Hariwangsawarman berada pada ujung masa kejayaan kerajaan Hindu klasik di wilayah barat Nusantara. Beberapa faktor eksternal dan internal yang memengaruhi masa pemerintahannya:
- Meningkatnya pengaruh lokal dari suku-suku Sunda yang mulai membangun identitas politik baru.
- Menurunnya kontrol pusat kerajaan terhadap wilayah kekuasaan.
- Perubahan arus dagang maritim yang mengalihkan kekuatan ekonomi ke wilayah lain seperti Sriwijaya di Sumatra.
Semua faktor ini memperkuat alasan mengapa masa pemerintahan Hariwangsawarman begitu singkat dan mengarah pada pembentukan kerajaan baru di bawah nama dan sistem yang berbeda.
Setelah Hariwangsawarman: Kerajaan Sunda dan Galuh
Setelah Hariwangsawarman dan raja terakhir, Linggawarman, Tarumanegara resmi berakhir. Putri Linggawarman, yang menikah dengan tokoh dari Jawa Tengah (Tarusbawa dari Salakanagara), menjadi pemicu transisi kekuasaan.
Kerajaan Sunda kemudian didirikan oleh Tarusbawa pada sekitar tahun 669 Masehi. Sementara wilayah timur Tarumanegara berkembang menjadi Kerajaan Galuh yang diperintah oleh Wretikandayun.
Fungsi dan Warisan Pemerintahan Hariwangsawarman
Warisan terpenting dari pemerintahan Hariwangsawarman:
- Melestarikan nilai-nilai Hindu klasik meski dalam masa transisi.
- Mewariskan silsilah kekuasaan yang tersambung ke kerajaan-kerajaan besar berikutnya di Jawa Barat.
- Menjadi simbol peralihan kekuasaan yang damai, tanpa perang saudara atau kekacauan besar.
Fakta Menarik Tentang Hariwangsawarman
- Masa pemerintahan tercatat paling singkat dalam seluruh sejarah Tarumanegara.
- Namanya disebut dalam naskah Wangsakerta, salah satu sumber penting historiografi Nusantara.
- Tidak ada prasasti khusus yang dikeluarkan oleh Hariwangsawarman, berbeda dari pendahulunya seperti Purnawarman.
10. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)
Siapakah Hariwangsawarman?
Hariwangsawarman adalah raja kesembilan Kerajaan Tarumanegara yang memerintah pada tahun 639–640 M.
Apa gelar lengkap Hariwangsawarman?
Gelar lengkapnya adalah Sri Maharaja Dewamurtyatma Hariwangsawarman Digwijaya Bimaparakrama.
Berapa lama masa pemerintahannya?
Sekitar satu tahun, menjadikannya salah satu raja dengan masa pemerintahan terpendek di Tarumanegara.
Apa kontribusinya?
Menjaga stabilitas dan melanjutkan sistem keagamaan serta politik dari Dinasti Warman di masa transisi.
Apa yang terjadi setelahnya?
Tarumanegara melemah dan kemudian digantikan oleh Kerajaan Sunda dan Galuh.
Kesimpulan
Hariwangsawarman raja Tarumanegara ke IX adalah sosok yang menandai fase akhir dari masa kejayaan kerajaan Hindu tertua di Nusantara bagian barat.
Meskipun masa pemerintahannya singkat, perannya tetap penting sebagai pemelihara kesinambungan politik dan budaya sebelum terjadinya perubahan besar dalam struktur kekuasaan lokal.
Kehadiran Sri Maharaja Dewamurtyatma Hariwangsawarman Digwijaya Bimaparakrama dalam catatan sejarah menjadi simbol kekuasaan terakhir Dinasti Warman yang berakar dari nilai-nilai Hindu India Kuno.
Dengan memahami kiprah dan kebijakan dalam masa kepemimpinan Hariwangsawarman, kita bisa melihat lebih jelas bagaimana peralihan dari kerajaan klasik ke kerajaan bercorak lokal seperti Sunda dan Galuh terjadi secara bertahap dan sistematis.
Hariwangsawarman raja Tarumanegara ke IX bukan hanya nama dalam daftar penguasa, tetapi juga bagian dari narasi besar sejarah Indonesia kuno yang layak diketahui secara mendalam.
Anda mungkin menyukai ini: Sudhawarman Raja Tarumanegara ke VIII
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!