Hamzah Fansuri adalah salah satu tokoh besar dalam sejarah sastra dan pemikiran Islam di Nusantara. Siapa itu Hamzah Fansuri?
Hamzah Fansuri bukan hanya seorang penyair, tetapi juga seorang sufi terkemuka yang memberikan kontribusi besar dalam perkembangan sastra Melayu dan pemikiran tasawuf di dunia Islam.
Ia lahir di Aceh pada abad ke-16, dan dalam perjalanan hidupnya, Hamzah Fansuri menorehkan pengaruh yang mendalam di bidang sastra serta spiritualitas Islam, khususnya tasawuf.
Karya-karyanya tidak hanya berfokus pada keindahan bahasa, tetapi juga mengandung ajaran spiritual yang dalam.
Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai siapa Hamzah Fansuri, apa pemikiran tasawuf yang dia kembangkan, karya-karya sastra yang dihasilkan, dan mengapa sebagian karyanya pernah dibakar dan dilarang beredar.
Siapa Itu Hamzah Fansuri
Siapa Itu Hamzah Fansuri?
Latar Belakang dan Kehidupan Awal
Hamzah Fansuri lahir di Aceh pada abad ke-16, di wilayah yang dikenal dengan pengaruh Islam yang kuat pada masa Kesultanan Aceh Darussalam.
Aceh pada waktu itu merupakan pusat intelektual dan kebudayaan Islam yang sangat berkembang, di mana banyak tokoh-tokoh besar lahir dan memberikan pengaruhnya.
Hamzah Fansuri tumbuh di tengah lingkungan yang kaya akan ajaran Islam dan budaya Melayu, yang pada masa itu sudah dipengaruhi oleh ajaran tasawuf yang berkembang pesat.
Meskipun sangat sedikit informasi yang pasti tentang kehidupan pribadinya, Hamzah Fansuri dikenal sebagai seorang sufi yang sangat mendalami ilmu tasawuf.
Sebagai seorang penyair, ia banyak menulis dalam bahasa Melayu, yang saat itu sudah menjadi bahasa yang digunakan di kawasan Aceh, bahkan beberapa wilayah lainnya di Nusantara. Karya-karyanya tidak hanya berfokus pada sastra, tetapi juga memiliki dimensi spiritual yang dalam.
Perjalanan Spiritual dan Pendidikan
Hamzah Fansuri sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran tasawuf, khususnya yang berkaitan dengan pencapaian kedekatan dengan Tuhan melalui pengalaman batin dan pembersihan jiwa.
Selama hidupnya, ia banyak berguru kepada para ulama dan sufi terkemuka, yang membantunya memahami konsep-konsep spiritual dan ajaran-ajaran mistik dalam Islam.
Proses pencarian spiritual ini tercermin dalam karya-karyanya yang banyak menggunakan simbolisme dan metafora, menggambarkan perjalanan jiwa menuju Tuhan.
Apa Pemikiran Tasawuf Hamzah Fansuri?
Hamzah Fansuri adalah tokoh yang berperan besar dalam pengembangan tasawuf di Nusantara, terutama dalam konteks pemikiran tasawuf yang lebih mistis dan personal.
Pemikirannya sangat mendalam, menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan yang lebih bersifat langsung dan pribadi, jauh dari konsep ritualisme yang formal.
Wahdatul Wujud
Salah satu pemikiran yang paling terkenal dan kontroversial dari Hamzah Fansuri adalah ajaran tentang wahdatul wujud atau “kesatuan wujud”. Konsep ini menyatakan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini merupakan manifestasi dari Tuhan.
Dalam pandangan Hamzah, Tuhan tidak hanya ada di luar diri manusia, tetapi juga ada dalam setiap unsur ciptaan-Nya.
Ajaran ini mengajarkan bahwa pencapaian spiritual bukan hanya melalui ibadah formal, tetapi dengan merenung dan merasakan kedekatan langsung dengan Tuhan yang ada dalam setiap aspek kehidupan.
Pencapaian Maqam dan Hakikat Tuhan
Dalam tasawuf Hamzah Fansuri, ada beberapa maqam (tingkatan) yang harus dilalui seorang sufi untuk mencapai kesempurnaan spiritual. Setiap maqam ini menggambarkan proses pembersihan jiwa, pengosongan diri dari duniawi, dan akhirnya merasakan kehadiran
Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Ajarannya mengajarkan bahwa perjalanan spiritual adalah sesuatu yang sangat personal dan harus dijalani dengan penuh kesungguhan dan pengorbanan. Ini adalah perjalanan dari nafs (jiwa) menuju hakikat atau kebenaran tertinggi.
Pemikiran tasawuf Hamzah Fansuri ini sangat berpengaruh dalam perkembangan spiritualitas di Nusantara, bahkan ajaran-ajarannya banyak dipelajari oleh para sufi dan ulama di wilayah tersebut.
Apa Saja Karya Sastra Hamzah Fansuri?

Karya-karya Hamzah Fansuri banyak menonjol dalam dunia sastra Melayu dan menjadi simbol penting dalam sastra sufi. Karya-karya ini tidak hanya mengungkapkan keindahan bahasa, tetapi juga mengandung ajaran-ajaran spiritual yang mendalam.
Beberapa karya utama Hamzah Fansuri antara lain:
1. Asrar al-Arifin (Rahasia Orang yang Mengenal Tuhan)
Karya ini adalah salah satu buku penting yang berisi ajaran tasawuf. Di dalamnya, Hamzah Fansuri menyampaikan pandangannya tentang perjalanan spiritual seorang sufi dalam mencapai kedekatan dengan Tuhan. Karya ini berisi tentang berbagai maqam dan tahapan yang harus dilalui seorang sufi dalam pencariannya menuju hakikat Tuhan.
2. Syair Perahu
Syair ini merupakan sebuah puisi yang menggunakan metafora perjalanan perahu untuk menggambarkan perjalanan rohani seorang sufi. Dalam syair ini, Hamzah Fansuri menggunakan perahu sebagai simbol bagi perjalanan hidup manusia yang harus melewati banyak ujian dan rintangan untuk sampai pada Tuhan. Ini adalah contoh klasik bagaimana Hamzah menggabungkan sastra dengan ajaran tasawuf.
3. Hikayat Iskandar Zulkarnain
Karya ini merupakan salah satu contoh Hamzah Fansuri yang menggabungkan unsur sejarah dan mistisisme. Hikayat ini mengisahkan perjalanan Iskandar Zulkarnain, yang dalam beberapa versi ceritanya digambarkan sebagai seorang raja yang mencari kebenaran dan hakikat Tuhan.
Karya ini mencerminkan pandangan Hamzah yang menggabungkan ajaran Islam dengan nilai-nilai tasawuf yang mendalam.
Selain itu, masih banyak karya Hamzah Fansuri lainnya yang menggambarkan pandangannya tentang kehidupan, Tuhan, dan pencarian hakikat. Setiap karya menyampaikan pemahaman mendalam tentang pencarian rohani dan makna kehidupan.
Mengapa Karya Sastra Hamzah Fansuri Dibakar?
Pada masa hidup Hamzah Fansuri, karya-karyanya sering kali mendapat perhatian dan juga penentangan. Beberapa karyanya yang mengandung ajaran tasawuf yang dianggap kontroversial, seperti konsep wahdatul wujud, sering kali dianggap sesat oleh beberapa pihak.
Ini menyebabkan beberapa karya Hamzah Fansuri dibakar atau dilarang beredar.
Salah satu alasan utama adalah karena ajaran Hamzah Fansuri dianggap bertentangan dengan ajaran Islam ortodoks yang lebih mengutamakan formalitas dalam ibadah dan menghindari mistisisme berlebihan.
Para ulama dan penguasa pada masa itu beranggapan bahwa ajaran tasawuf yang dipopulerkan Hamzah bisa membahayakan pemahaman umat Islam yang lebih tradisional. Akibatnya, banyak karya-karyanya yang dibakar dan dibatasi penyebarannya.
Namun, meskipun karyanya dibakar dan dilarang, pengaruh Hamzah Fansuri tetap besar dalam dunia sastra dan tasawuf di Nusantara. Karya-karya tersebut tetap hidup dalam kajian-kajian intelektual dan menjadi warisan budaya yang berharga hingga saat ini.
Kesimpulan

Hamzah Fansuri adalah seorang penyair dan sufi yang sangat berpengaruh di Nusantara, khususnya dalam bidang sastra dan tasawuf.
Siapa itu Hamzah Fansuri? Dia adalah sosok yang mengekspresikan pemikirannya melalui karya-karya sastra yang kaya akan nilai spiritual.
Pemikiran tasawuf yang dikembangkan oleh Hamzah Fansuri hingga kini masih relevan dan terus dipelajari oleh banyak orang.
Meskipun karyanya sempat dibakar dan dilarang beredar, pengaruhnya tetap bertahan, bahkan menjadi bagian penting dalam sejarah sastra dan spiritualisme Islam di Indonesia.
Dengan demikian, siapa pun yang tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang tradisi sufi dan sastra Islam Nusantara, karya-karya Hamzah Fansuri adalah salah satu referensi utama yang tidak bisa diabaikan.
Anda mungkin menyukai ini: Syekh Siti Jenar
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!