Siapa Itu Epicurus? Epicurus adalah seorang filsuf Yunani kuno yang dikenal dengan ajarannya tentang kebahagiaan dan etika kehidupan. Pemikirannya banyak mempengaruhi perkembangan filsafat Barat, terutama dalam konsep hedonisme dan materialisme.
Dalam artikel ini, akan dibahas secara lengkap mengenai siapa Epicurus, apa pemikiran filsafat Epicurus, serta prinsip-prinsip utama yang ia ajarkan.
Siapa Itu Epicurus
Definisi: Siapa Itu Epicurus?
Epicurus (341 SM – 270 SM) adalah seorang filsuf yang lahir di Pulau Samos, Yunani. Ia mendirikan sekolah filsafat yang dikenal sebagai Taman Epicurus di Athena, di mana ia mengajarkan konsep kebahagiaan yang dicapai melalui kesenangan sederhana dan ketenangan batin.
Pemikirannya berfokus pada bagaimana manusia bisa hidup tanpa rasa takut, terutama terhadap dewa-dewa dan kematian.
Epicurus menulis lebih dari 300 karya, tetapi sebagian besar hilang dan hanya tersisa dalam kutipan atau ringkasan dari filsuf lain. Salah satu sumber utama yang mendokumentasikan ajarannya adalah Surat kepada Menoeceus, Surat kepada Herodotus, dan Surat kepada Pythocles.
Karya-karya ini mencerminkan pandangannya tentang etika, fisika, dan epistemologi.
Sejarah dan Perkembangan Pemikiran Epicurus
Latar Belakang Sejarah
Epicurus hidup pada periode Hellenistik, masa setelah kematian Alexander Agung yang penuh dengan ketidakstabilan politik. Situasi ini mendorongnya untuk mencari cara hidup yang menawarkan ketenangan dan kebahagiaan.
Pada masa itu, banyak aliran filsafat berkembang, termasuk Stoikisme dan Skeptisisme. Epicurus menentang pandangan Stoikisme yang menekankan ketundukan pada takdir dan menerima penderitaan tanpa mengeluh.
Sebaliknya, ia mengajarkan bahwa manusia harus menghindari penderitaan dan mencari kebahagiaan dengan cara yang rasional.
Pendirian Sekolah Epicureanisme
Sekolah yang didirikannya, Taman Epicurus, merupakan tempat di mana murid-muridnya diajarkan untuk menjalani kehidupan yang sederhana dan harmonis.
Tidak seperti Akademi Plato atau Lyceum milik Aristoteles yang lebih eksklusif, sekolah Epicurus terbuka bagi semua orang, termasuk wanita dan budak, yang pada masa itu merupakan kebijakan yang sangat progresif.
Pengaruh terhadap Filsafat Barat
Pemikiran Epicurus menjadi dasar bagi banyak filsuf modern, termasuk tokoh-tokoh seperti John Stuart Mill dan Jeremy Bentham yang mengembangkan konsep utilitarianisme. Ia juga memengaruhi perkembangan pemikiran ilmiah karena pandangannya yang berbasis materialisme dan atomisme.
Apa Pemikiran Filsafat Epicurus?
Epicurus mengajarkan bahwa tujuan utama kehidupan adalah mencapai ataraxia (ketenangan jiwa) dan aponia (ketiadaan rasa sakit). Ia menekankan pentingnya kebahagiaan melalui pemenuhan kebutuhan dasar dan menjauhi ambisi yang berlebihan.
Prinsip Utama dalam Filsafat Epicurus
- Hedonisme yang Rasional
Epicurus bukan pendukung hedonisme ekstrem. Ia mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati berasal dari kesenangan yang sederhana, seperti makanan sehat, persahabatan, dan pemikiran yang jernih. - Menghindari Rasa Takut
Epicurus berpendapat bahwa manusia tidak perlu takut kepada dewa-dewa karena mereka tidak campur tangan dalam kehidupan manusia. Ia juga menolak ketakutan terhadap kematian, dengan alasan bahwa saat kita hidup, kematian belum ada, dan saat kematian tiba, kita sudah tidak ada. - Materialisme dan Atomisme
Epicurus mengadopsi pandangan bahwa segala sesuatu di dunia ini terdiri dari atom dan ruang hampa. Pemikiran ini selaras dengan teori atomisme yang dikembangkan oleh Demokritus. Ia berpendapat bahwa segala fenomena alam bisa dijelaskan secara ilmiah tanpa perlu melibatkan intervensi ilahi. - Etika Kebahagiaan
Epicurus percaya bahwa kebahagiaan sejati bisa dicapai dengan cara menghindari penderitaan, baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, ia menganjurkan hidup sederhana dan menjauh dari konflik politik yang tidak perlu. - Persahabatan sebagai Pilar Kebahagiaan
Menurut Epicurus, persahabatan adalah salah satu sumber kebahagiaan terbesar dalam hidup. Ia percaya bahwa hubungan sosial yang sehat lebih penting daripada kekayaan materi.
Apa Filsafat Utama Epicurus?
Filsafat utama Epicurus adalah mencari kebahagiaan dengan mengurangi penderitaan. Ia berpendapat bahwa kebahagiaan bukan berasal dari kekayaan atau ketenaran, tetapi dari ketenangan batin dan kehidupan yang seimbang.
Hal ini membuat ajarannya bertentangan dengan filsafat Stoikisme yang menekankan pada penerimaan takdir dan pengendalian diri yang ketat.
Cara Kerja dan Fungsi Filsafat Epicurus

Filsafat Epicurus bekerja dengan prinsip mengelola keinginan dan menghindari rasa sakit yang tidak perlu. Beberapa fungsi utama filsafatnya antara lain:
- Membantu manusia memahami bahwa kebahagiaan sejati berasal dari kehidupan yang sederhana.
- Membantu mengatasi rasa takut terhadap kematian dan dewa-dewa.
- Mendorong kehidupan yang tenang dengan menjauh dari ambisi berlebihan.
- Menjelaskan fenomena alam melalui pendekatan ilmiah dan rasional.
Jenis-Jenis Keinginan dalam Filsafat Epicurus
Epicurus membagi keinginan manusia menjadi tiga kategori:
- Keinginan Alamiah dan Perlu (contoh: makanan, air, tempat tinggal)
- Keinginan Alamiah tetapi Tidak Perlu (contoh: makanan mewah, minuman anggur)
- Keinginan yang Tidak Alamiah dan Tidak Perlu (contoh: ketenaran, kekuasaan)
Menurutnya, manusia harus fokus pada keinginan yang pertama, membatasi keinginan yang kedua, dan menghindari keinginan yang ketiga.
Prinsip dan Karakteristik Filsafat Epicurus
- Kesederhanaan dalam hidup
- Ketenangan batin sebagai tujuan utama
- Pentingnya persahabatan
- Menolak ketakutan terhadap kematian
- Pendekatan ilmiah terhadap realitas
Kesimpulan
Siapa Itu Epicurus? Ia adalah filsuf yang mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati bisa dicapai dengan kehidupan yang sederhana, tanpa ketakutan terhadap kematian dan dewa.
Apa Pemikiran Filsafat Epicurus? Ia mengajarkan bahwa manusia harus fokus pada keinginan yang mendasar dan menghindari penderitaan yang tidak perlu. Apa Filsafat Utama Epicurus? Filsafat utamanya adalah mencari ketenangan batin melalui pemenuhan kebutuhan dasar dan menjauhi keinginan yang berlebihan.
Ajaran Epicurus tetap relevan hingga kini, terutama dalam menghadapi kehidupan modern yang penuh tekanan dan tuntutan. Pemikirannya mengajarkan kita untuk lebih menghargai hal-hal kecil dalam hidup dan mencari kebahagiaan dalam kesederhanaan.
Anda mungkin menyukai ini: Filsafat Sinisme dan Tokohnya
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!