Mengenal Tentang Apa Yang Dimaksud Dzikir Jahar dan Dzikir Kahfi

Apa Yang Dimaksud Dzikir Jahar

Dzikir merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Dzikir berasal dari kata “dzakara” yang berarti mengingat. Dalam konteks ibadah, dzikir adalah aktivitas mengingat dan menyebut nama Allah dengan berbagai cara, baik dengan lisan maupun dalam hati.

Dalam praktiknya, dzikir terbagi menjadi beberapa jenis, salah satunya adalah berdasarkan cara penyampaiannya, yaitu Dzikir Jahar (dengan suara keras) dan Dzikir Kahfi (dengan suara lirih atau dalam hati). Keduanya memiliki keutamaan dan tujuan masing-masing sesuai dengan kondisi dan niat pelakunya.

Artikel ini akan membahas apa yang dimaksud Dzikir Jahar, apa yang dimaksud Dzikir Kahfi, serta berbagai aspek lainnya secara mendalam.

Definisi Dzikir Jahar dan Dzikir Kahfi

Apa Yang Dimaksud Dzikir Jahar?

Dzikir Jahar adalah dzikir yang dilakukan dengan suara lantang atau keras sehingga dapat didengar oleh diri sendiri dan orang lain. Kata “Jahar” dalam bahasa Arab memiliki arti “nyaring” atau “terdengar”.

Dzikir ini biasanya dilakukan secara berjamaah maupun individu, terutama dalam kondisi yang membutuhkan penyemangat dan kebersamaan dalam ibadah.

Dzikir Jahar sering digunakan dalam:

  • Majelis dzikir dan pengajian
  • Dzikir setelah shalat berjamaah
  • Takbir saat hari raya
  • Zikir dalam acara keagamaan atau tarekat tertentu

Apa Yang Dimaksud Dzikir Kahfi?

Dzikir Kahfi adalah dzikir yang dilakukan secara perlahan, dengan suara sangat pelan, atau bahkan hanya di dalam hati. Kata “Kahfi” dalam bahasa Arab berarti “tersembunyi” atau “lirih”.

Dzikir ini lebih menekankan pada aspek kekhusyukan dan penghayatan dalam beribadah.

Dzikir Kahfi sering digunakan dalam:

  • Shalat malam yang khusyuk
  • Dzikir pribadi tanpa gangguan eksternal
  • Meningkatkan konsentrasi dan kedekatan dengan Allah
  • Menghindari riya’ atau pamer dalam ibadah

Sejarah dan Dalil Dzikir Jahar dan Dzikir Kahfi

Sejarah Dzikir Jahar

Dzikir Jahar memiliki dasar yang kuat dalam sunnah Nabi Muhammad. Banyak riwayat yang menunjukkan bahwa para sahabat sering mengamalkan dzikir dengan suara keras, terutama setelah shalat dan dalam berbagai kesempatan lain.

Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa Rasulullah mendengar para sahabat berdzikir dengan suara lantang setelah shalat. Ini menunjukkan bahwa Dzikir Jahar bukan hanya diperbolehkan tetapi juga dianjurkan dalam situasi tertentu.

Sejarah Dzikir Kahfi

Dzikir Kahfi juga memiliki dasar dalam ajaran Islam. Dalam Al-Qur’an, Surah Al-A’raf ayat 205, Allah berfirman:

“Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan rendah hati dan rasa takut, serta dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.

Ayat ini menjadi landasan bahwa dzikir tidak harus selalu dengan suara keras, tetapi juga bisa dilakukan dengan tenang dan dalam hati. Dalam banyak kesempatan, Nabi Muhammad juga melakukan dzikir dalam diam sebagai bentuk ibadah pribadi.

Hal Menarik atau Fakta Terbaru

  • Dzikir Jahar lebih sering digunakan dalam lingkungan sosial dan komunitas untuk menyebarkan semangat ibadah.
  • Dzikir Kahfi sering dipilih oleh mereka yang ingin meningkatkan konsentrasi dalam mengingat Allah tanpa gangguan eksternal.
  • Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan bahwa dzikir dapat menenangkan pikiran dan mengurangi stres, baik yang dilakukan secara Jahar maupun Kahfi.
  • Tarekat sufi memiliki metode dzikir khas, beberapa lebih menekankan Jahar, sementara yang lain lebih memilih Kahfi.

Cara Kerja Dzikir Jahar dan Dzikir Kahfi

Dzikir Jahar

  • Menggunakan suara yang jelas dan terdengar
  • Dapat dilakukan secara individu atau berjamaah
  • Memotivasi diri sendiri dan orang lain dalam ibadah
  • Membantu membangun atmosfer spiritual dalam komunitas

Dzikir Kahfi

  • Dilakukan dalam hati atau dengan suara yang sangat pelan
  • Memperdalam koneksi spiritual dengan Allah
  • Tidak menarik perhatian orang lain sehingga lebih fokus
  • Cocok untuk meditasi dan refleksi diri

Fungsi Dzikir Jahar dan Dzikir Kahfi

Fungsi Dzikir Jahar

  • Menyemangati diri dan orang lain dalam beribadah
  • Mempermudah dalam membiasakan diri berdzikir secara konsisten
  • Menjadi sarana dakwah melalui suara dzikir
  • Membangun suasana spiritual dalam komunitas Muslim

Fungsi Dzikir Kahfi

  • Menjaga keikhlasan dalam beribadah
  • Meningkatkan kekhusyukan dalam ibadah
  • Menjauhkan diri dari gangguan eksternal yang bisa mengalihkan fokus
  • Memudahkan introspeksi diri dalam mendekatkan diri kepada Allah

Jenis dan Prinsip Dzikir

Dua Jenis Dzikir

  1. Dzikir Lisan: Dzikir yang diucapkan dengan suara, baik Jahar maupun Kahfi
  2. Dzikir Hati: Dzikir yang dilakukan dalam hati tanpa diucapkan

Prinsip atau Karakteristik Dzikir

  • Ikhlas: Dilakukan hanya untuk Allah
  • Khusyuk: Fokus dalam mengingat Allah
  • Konsisten: Rutin dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
  • Bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah: Mengikuti ajaran yang benar

FAQs (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

1. Apakah Dzikir Jahar lebih utama dibanding Dzikir Kahfi?
Tidak ada yang lebih utama. Keduanya memiliki keutamaan masing-masing tergantung situasi dan niat pelakunya.

2. Apakah Dzikir Kahfi harus selalu dalam hati?
Tidak harus. Bisa dilakukan dengan suara lirih yang nyaris tidak terdengar.

3. Kapan waktu terbaik untuk melakukan Dzikir Jahar dan Dzikir Kahfi?

  • Dzikir Jahar sering dilakukan setelah shalat, saat takbiran, atau dalam majelis dzikir.
  • Dzikir Kahfi lebih cocok untuk ibadah malam atau saat ingin lebih khusyuk dalam beribadah.

4. Apakah ada batasan dalam berdzikir?
Tidak ada batasan selama dzikir dilakukan dengan niat yang benar dan sesuai dengan ajaran Islam.

Kesimpulan

Dzikir adalah salah satu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam Islam untuk selalu mengingat Allah. Apa yang dimaksud Dzikir Jahar adalah dzikir yang dilakukan dengan suara keras dan jelas, sementara Apa yang dimaksud Dzikir Kahfi adalah dzikir yang dilakukan dengan suara pelan atau dalam hati.

Keduanya memiliki manfaat dan fungsi yang berbeda tetapi tetap bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Dengan memahami dua jenis dzikir ini, seorang Muslim dapat memilih cara berdzikir yang paling sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya untuk meraih kedekatan spiritual dengan Allah.

Anda mungkin menyukai ini: Tarekat Khalwatiyah
Penting untuk diketahui: Ikuti Program Pelatihan Meditasi Online!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top